Ilmu dan Tugas Kekhalifahan
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah, 2: 30).
Ketika Allah Ta’ala memberitahukan kepada
para malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan Adam sebagai khalifah, atau wakil
Allah Ta’ala di bumi ini untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang ada padanya, para malaikat
bertanya, mengapa Adam yang akan diangkat menjadi khalifah di bumi padahal dari
keturunannya kelak akan muncul orang-orang yang berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah di bumi. Para malaikat menganggap bahwa diri mereka lebih
patut memangku jabatan itu, sebab mereka makhluk yang selalu bertasbih, memuji
dan menyucikan Allah Ta’ala
Namun, Allah tidak membenarkan anggapan mereka
itu dan Dia menjawab bahwa Dia mengetahui yang tidak diketahui oleh mereka.
Apa-apa yang akan dilakukan Allah
Untuk menjawab pertanyaan para malaikat itu Allah Ta’ala
Kemudian menunjukkan keistimewaan yang telah dikaruniakan-Nya kepada Adam,
yaitu ilmu pengetahuan dan kekuatan akal atau daya pikir yang memungkinkannya
untuk mempelajari sesuatu dengan sedalam-dalamnya.
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah, 2:
31)
Pertanyaan Allah Ta’ala kepada para malaikat yang
disebutkan dalam ayat di atas adalah untuk memperlihatkan keterbatasan ilmu pengetahuan
mereka, sehingga mereka mengetahui keunggulan Adam dan mengetahui ketinggian
hikmah-Nya dalam memilih Adam sebagai khalifah. Juga untuk menunjukkan bahwa
jabatan sebagai khalifah, yaitu untuk mengatur segala sesuatu dan untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi ini memerlukan ilmu pengetahuan yang
banyak serta kemampuan dan daya pikir yang kuat. (Lihat Tafsir Depag RI, QS.
Al-Baqarah, 2: 30 – 31).
Taujih Qur’ani di atas sepatutnya menjadi perhatian umat Islam.
Dengan ayat ini mereka harus terpacu untuk meningkatkan kualitas ilmu. Karena
mereka adalah anak cucu Adam, mereka adalah pewaris tugas kekhalifahan di muka
bumi. Di pundak mereka ada beban amanah yang demikian berat; menjadi wakil
Allah Ta’ala di bumi ini untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, menegakkan
kebenaran dan keadilan, dan memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang
ada padanya.
Dengan ilmu, umat Islam akan mampu menunaikan amanah kekhalifahannya dengan baik. Sebaliknya jika kebodohan merajalela di tengah-tengah mereka, bumi ini akan rusak karena di kelola oleh ‘tangan-tangan lain’ yang tidak mengenal Allah, Muhammad Rasulullah, dan Al-Qur’an.
0 comments:
Posting Komentar